Sunday, 13 Oct 2024
Berita

7 Orang Ikrar ke Aswaja, Ini Kata Kepala Kemenag Sampang

kemenagsampang.com - Tujuh orang pengikut aliran Syiah asal Kabupaten Sampang yang berada di tempat pengungsian Rusunawa Jemundo, Sidoarjo, Jawa Timur menyatakan ikrar kembali ke ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah atau Sunni.  

Bertempat di Pondok Pesantren Darul Ulum, Gersempal, Omben, Sampang, proses ikrar dipimpin langsung oleh K. H Syafiuddin Abdul Wahid yang juga Rois Syuriah PCNU Sampang dengan disaksikan oleh pihak Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimcam), Kementerian Agama (Kemenag0 Sampang  dan juga TNI - Polri. 

"Memang benar ada tujuh orang pengikut Syiah,yang berikrar" kata Kiai Syafik, panggilan akrabnya, Sabtu ( 06/02/2021).

Dijelaskan Kiai Syafik, ketujuh orang dimaksud itu melakukan ikrar atas kehendak sendiri. Setelah sebelumnya tidak bisa mengikuti ikrar massal yang dilaksanakan di Pendopo Bupati Sampang beberapa waktu yang lalu.

"Jadi saat ikrar dulu mereka berhalangan sehingga yang bersangkutan meminta ikrar susulan . Kami sebatas memfasilitasi permintaan itu “  tutur Kiai Syaifiuddin.

Kiai Syafik berharap para mantan pengikut Syiah itu bias benar-benar kembali ke ajaran aswaja.

“ Semoga ikrar ini penuh barokah bagi mereka dan mereka bias melaksanakan ajaran aswaja sesuai pernyataan dalam ikrar “ harapnya.

Sementara itu, ditemui secara terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sampang, Pardi, sangat mengapresiasi peran para seluruh kyai, Ulama dan tokoh masyarakat Sampang dalam ikhtiarnya menyelesaikan persoalan konflik social di Sampang.

“ Saya  sangat berterima kasih kepada seluruh elemen tokoh masyarakat khususnya kepada K.H Syafiuddin Abdul Wahid yang tak lelah mengawal setiap proses ikrar. Sebab meleaui wasilah ikrar ini saudara-saudara  kita itu sudah  smakin jelas menginginkan kehidupan yg damai rukun dan diberkahi Allah “ kata Pardi

Pardi menerangkan, dengan semakin banyak yang berikrar, hal itu menandakan para pengungsi yang saat ini masih di rusunawa Jemundo benar-benar ingin mengakhiri konflik batin (keimanan) maupun konflik sosial di masa lalu.

“ Ini menjadi pertanda bahwa mereka sudah Lelah dengan apa yang terjadi dan dijalani saat ini “ terang Pardi.

Dikatakannya pula, ke depan menjadi tugas dan tanggungjawab semua pihak untuk bersama-sama mendorong agar semuanya bias kembali menyatu dalam keharmonisan khas Madura yang selalu menjunjung kebersamaan dalam keberagaman.

“ Tugas kita semua untuk terus mendorong kedua kelompok yang pernah berkonflik agar bias kembali bias hidup berdampingan sebagaiman dulu saat mereka adalah saudara seiman, sejajar dan sama-sama rindu kehidupan yang damai penuh kekeluargaan serta kebersamaan “ pungkas Pardi.

Adapun, nama-nama 7 (tujuh) orang dimaksud yang menyatakan ikrar kembali ke ajaran Asawaja:

  1. Ingsul,

Asal Desa Bluuran, Putra Abdul Halim, Alasan kemarin tidak ikut ikrar November 2020 lalu karena ikut ujian di kampus

  1. Hatem 

Asal Desa Bluuran, Putra Abdul Halim, Alasan kemarin tidak ikut ikrar November 2020 lalu karena masih sakit.

  1. Rani

Merupakan istri dari Hatem, Asal Desa Bluuran, Alasan kemarin tidak ikut ikrar November 2020 lalu karena menunggui suami yang sakit.

  1. Marsi'a

Merupakan istri Almarhum Busidin, Asal Desa Bluuran, Alasan kemarin tidak ikut ikrar November 2020 lalu karena sakit.

  1. Sumadi

Asal Desa Karang Gayam,  Alasan kemarin tidak ikut ikrar November 2020 lalu karena tidak ikut rombongan bis (naik motor sendiri) sehingga tidak masuk.

  1. Hikam

Asal Desa Bluuran, Putra Bapak Imam, Alasan kemarin tidak ikut ikrar November 2020 lalu karena belum mau ikrar

  1. Mahmud

Asal Desa Bluuran, Putra dari Abdul Muni, Alasan kemarin tidak ikut ikrar November 2020 lalu karena mengikuti ujian di Kampus.  (Red)

Post Comment