
kemenagsampang.com-Di era serba digital, ketika arus informasi melaju tanpa batas dan teknologi mengubah hampir seluruh aspek kehidupan, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sampang, Fandi, menyerukan pentingnya menanamkan nilai-nilai agama sebagai pondasi utama ketahanan keluarga.
Hal itu disampaikan Fandi dalam acara Podcast Keluarga Tangguh: Darurat Ketahanan Keluarga dalam Menghadapi Globalisasi Digital yang digelar oleh Bakorwil IV Pamekasan bekerja sama dengan Korpapantes Provinsi Jawa Timur, Selasa (14/10/2025).
Acara yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Bakorwil Pamekasan ini juga menghadirkan Kepala Bakorwil IV Pamekasan, Sufi Agustini, dan Kepala DP3AK Provinsi Jawa Timur, Tri Wahyu Liswati, dengan Nuri Ardiansyah (RRI Sumenep) sebagai pemandu acara.
Dalam sesi diskusi yang hangat dan penuh makna, Fandi menegaskan bahwa teknologi digital harus diimbangi dengan penguatan moral dan spiritual di dalam keluarga.
“Teknologi digital memang membawa banyak manfaat, tetapi jika tidak disertai dengan pemahaman nilai-nilai moral dan spiritual, maka bisa menjadi tantangan bagi keharmonisan keluarga. Di sinilah peran agama dan komunikasi yang sehat antaranggota keluarga menjadi sangat penting,” ujarnya.
Menurutnya, keluarga merupakan benteng pertama dan utama dalam membentuk karakter anak di era modern yang sarat distraksi. Ia menekankan bahwa ketahanan keluarga bukan hanya soal ekonomi atau pendidikan, tetapi juga keteguhan nilai dan akhlak.
“Keluarga adalah madrasah pertama. Dari situlah anak belajar tentang kejujuran, tanggung jawab, dan kasih sayang. Kalau keluarga kuat, bangsa pun akan kuat. Maka, peran orang tua sangat penting untuk menjadi teladan dan pengawal moral anak-anaknya di tengah derasnya arus globalisasi,” tambahnya.
Fandi juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan kemajuan teknologi secara bijak, bukan sebaliknya. “Gunakan media digital sebagai sarana edukasi, dakwah, dan kebaikan. Jangan biarkan teknologi mengendalikan kita, tapi kitalah yang harus mengendalikannya,” tegasnya.
Podcast ini menjadi ruang refleksi sekaligus edukasi publik tentang bagaimana keluarga dapat membangun daya tahan menghadapi perubahan zaman tanpa kehilangan jati diri. Diskusi yang berlangsung ringan namun bernas ini diharapkan mampu menginspirasi masyarakat untuk memperkuat peran keluarga sebagai pusat pembentukan karakter bangsa.(Humas/Red)