
kemenagsampang.com-Pernikahan bukan sekadar ijab kabul. Di balik dua kata sakral itu, tersimpan tanggung jawab besar untuk membangun keluarga yang kuat dan harmonis. Pesan itulah yang mengemuka dalam kegiatan Bimbingan Perkawinan (Bimwin) Mandiri yang digelar Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ketapang, Rabu (15/10), di aula kantor setempat.
Sebanyak delapan peserta atau empat pasang calon pengantin mengikuti kegiatan tersebut dengan antusias. Mereka adalah pasangan yang akan segera melangsungkan akad dalam waktu dekat.
Kegiatan dibuka langsung oleh Kepala KUA Kecamatan Ketapang, Hari Syamhari, yang juga menyampaikan materi pertama bertajuk Hukum Perkawinan dan Fondasi Keluarga Sakinah. Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya memahami aspek hukum pernikahan, legalitas administrasi, serta nilai spiritual yang melandasi kehidupan rumah tangga.
“Jangan hanya buku nikahnya yang dijaga, tetapi keharmonisan dan ketahanan keluarganya juga harus dijaga. Suami dan istri adalah dua insan yang saling melengkapi menjadi satu jiwa,” ujar Hari Syamhari dengan penuh penekanan.
Ia menjelaskan, keluarga sakinah dibangun di atas dasar cinta, saling menghormati, menjaga, ridha, dan bermusyawarah. “Janji nikah bukan hanya seremoni, tapi mitsaqan ghalidza,perjanjian kokoh yang harus dipegang dengan tanggung jawab,” tambahnya.
Materi kedua disampaikan oleh Mahmudi, Penyuluh Agama Islam, yang mengupas “Peran dan Tanggung Jawab Suami Istri dalam Rumah Tangga.” Ia menegaskan bahwa kepemimpinan dalam keluarga harus dijalankan dengan kasih sayang, bukan kekuasaan.
“Suami bukan hanya pemimpin, tapi pembimbing akhlak, ibadah, dan kesalehan spiritual bagi keluarganya,” tuturnya.
Sesi berikutnya diisi oleh Qurrotu A’yunin yang mengangkat topik “Kesehatan Reproduksi Keluarga.” Ia menyoroti pentingnya kesiapan biologis dan emosional pasangan sebelum dan setelah menikah.
“Kesehatan reproduksi bukan sekadar urusan medis, tapi bagian dari keharmonisan rumah tangga. Suami perlu memahami siklus biologis istri agar bisa bersikap bijak dan saling mendukung,” jelasnya.
Kegiatan berlangsung hangat dan interaktif. Para peserta diajak melakukan Tepuk Sakinah sebagai ice breaking, yang menambah suasana akrab di sela-sela penyampaian materi. Diskusi ringan dan tawa mengiringi semangat para calon pengantin yang aktif berbagi pandangan tentang makna rumah tangga.
Di akhir acara, setiap peserta memperoleh sertifikat Bimwin, modul “Fondasi Keluarga Sakinah”, serta konsumsi ringan. Namun lebih dari itu, mereka pulang membawa bekal pengetahuan dan keyakinan baru untuk menapaki kehidupan rumah tangga.
“Melalui Bimwin Mandiri ini, kami ingin calon pengantin tidak hanya siap secara administratif, tetapi juga siap secara mental, spiritual, dan emosional,” pungkas Hari Syamhari.
Program Bimwin Mandiri yang digagas KUA Ketapang menjadi wujud nyata komitmen Kementerian Agama dalam membina ketahanan keluarga. Di tengah meningkatnya tantangan sosial dan ekonomi, kegiatan seperti ini menegaskan bahwa keluarga sakinah bukan lahir dari cinta semata, melainkan dari ilmu, pemahaman, dan kesadaran akan tanggung jawab bersama.(Qurrotu/Red)