Friday, 10 Oct 2025
Berita

Cahaya dari Balik Jeruji: Penyuluh Agama Hidupkan Semangat Santri di Rutan Sampang

kemenagsampang.com-Di balik tembok tinggi dan pintu besi Rumah Tahanan Kelas II-B Sampang, lantunan ayat suci Al-Qur’an kembali menggema. Suara para santri putri dari Pesantren At-Taubah terdengar lirih namun penuh harapan, menandai dimulainya kegiatan bimbingan dan penyuluhan keagamaan yang digelar oleh dua Penyuluh Agama Islam dari Kementerian Agama Kabupaten Sampang, pada Rabu (8/10/2025).

Kegiatan yang dipimpin oleh Qurrotu A’yunin dari KUA Kecamatan Ketapang bersama Laily Asyiqoh dari KUA Kecamatan Sampang ini menjadi wujud nyata dakwah penuh kasih — menghadirkan pencerahan spiritual bagi para santri binaan yang tengah menata kembali langkah hidup mereka.

Suasana hening ketika kegiatan dibuka dengan pembacaan Surat Al-Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan tahsin Al-Qur’an menggunakan metode sima’an. Dalam metode ini, penyuluh membacakan ayat-ayat suci, lalu para santri menirukannya untuk dikoreksi dan diperbaiki bacaannya.

Dalam sesi kajian tasawufnya, Qurrotu A’yunin mengupas isi kitab Nasha’ih Al-‘Ibad, menekankan pentingnya menjaga keikhlasan dan menjauhi kesombongan saat berbuat dosa.

“Orang yang bangga dengan dosanya akan menyesal di akhirat, sementara yang beribadah dengan hati tunduk dan rendah diri akan berbahagia di surga,” ujarnya lembut di hadapan para santri binaan.

Ia juga mengingatkan agar tidak meremehkan dosa kecil.


“Segala dosa bisa diampuni dengan istighfar, tapi jika menyakiti sesama manusia, kita wajib meminta maaf kepadanya,” tambahnya.

Sementara itu, Laily Asyiqoh mengisi sesi berikutnya dengan kajian fikih dari kitab Safinah An-Najah mengenai syarat sahnya membaca Surat Al-Fatihah dalam salat.

“Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidak sah salat seseorang yang tidak membaca Al-Fatihah.’ Karena itu, setiap Muslim perlu memperhatikan kefasihan bacaannya agar ibadahnya diterima,” jelasnya.

Kegiatan berlangsung dengan penuh khidmat. Para santri tampak antusias dan aktif berdialog, menunjukkan semangat luar biasa untuk memperdalam ilmu agama meski berada di lingkungan terbatas.

Di antara mereka, Homsyiah (35 tahun),salah satu warga binaan yang kini menjadi santri aktif, mengaku kegiatan seperti ini sangat berarti bagi dirinya.

“Saya dulu jauh dari Al-Qur’an, tapi di sini saya belajar lagi. Setiap kali ikut bimbingan, hati saya terasa tenang,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Ia mengaku mulai menemukan kembali arah hidupnya setelah mengikuti bimbingan keagamaan secara rutin.

“Rasanya seperti diberi kesempatan kedua oleh Allah. Saya ingin keluar nanti dengan membawa ilmu dan niat yang lebih baik,” ujarnya.

Kegiatan kemudian ditutup dengan doa bersama, menandai berakhirnya pembinaan yang sarat makna dan harapan.

Melalui kegiatan rutin ini, Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama Kabupaten Sampang terus berupaya menebarkan cahaya ilmu dan kasih sayang di tengah para santri binaan Rutan. Mereka tak hanya mengajarkan ayat-ayat suci, tetapi juga menyalakan kembali semangat taubat, keikhlasan, dan optimisme untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.

“Setiap manusia berhak mendapat kesempatan untuk memperbaiki diri. Kami datang bukan hanya untuk mengajar, tapi juga untuk menguatkan,” ujar Qurrotu A’yunin seusai kegiatan.(Qurrotu/Red)

Post Comment