
kemenagsampang.com-Suasana haru menyelimuti Aula Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sampang saat puluhan anak yatim piatu menerima santunan dari Kepala Kemenag Sampang, Fandi, Selasa (7/10/2025).
Kegiatan sosial ini dirangkaikan dengan Rapat Koordinasi dan Evaluasi (Rakorev) yang turut dihadiri oleh para Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahap 2 Tahun Anggaran 2025 — menjadi momentum penguatan nilai empati dan spiritualitas di lingkungan ASN Kemenag.
Dalam sambutannya, Fandi menegaskan bahwa ASN dan PPPK tidak hanya dituntut profesional dalam tugas, tetapi juga memiliki hati yang peduli terhadap sesama. Ia menyebut, kepedulian sosial merupakan bagian penting dari implementasi nilai-nilai moderasi beragama yang menjadi ruh kerja Kemenag.
“ASN Kemenag harus bekerja dengan hati. Profesionalisme itu penting, tapi empati adalah ruhnya. Santunan ini bukan hanya simbol berbagi, melainkan wujud kepedulian kita terhadap anak-anak yang membutuhkan kasih sayang,” ujar Fandi di hadapan peserta Rakorev.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh jajaran pejabat struktural, Kasubbag Tata Usaha, para Kepala Seksi, Penyelenggara Zakat dan Wakaf, Kepala Satker Madrasah Negeri, Kepala KUA se-Kabupaten Sampang, serta pengurus IPARI, Pokjawas PAIS, dan Pokjawas Pendma.
Selain pemberian santunan, Rakorev menjadi ajang refleksi dan konsolidasi bagi seluruh aparatur Kemenag Sampang untuk memperkuat sinergi kerja lintas unit. Fandi berharap, PPPK yang baru bergabung dapat segera beradaptasi dan ikut berkontribusi aktif dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik berbasis nilai keagamaan dan kemanusiaan.
“PPPK Kemenag bukan hanya pelengkap struktur, tapi motor baru perubahan. Saya berharap mereka bisa menampilkan etos kerja tinggi, semangat pengabdian, dan kepedulian sosial yang nyata,” tambahnya.
Rakorev 2025 ini menandai semangat baru di tubuh Kemenag Sampang — menggabungkan penguatan kinerja birokrasi dengan gerakan kemanusiaan. Santunan kepada anak yatim menjadi pengingat bahwa pelayanan publik bukan semata urusan administrasi, tetapi juga bentuk nyata kasih sayang dan tanggung jawab sosial.(Humas/Red)