
kemenagsampang.com-Di bawah rindang pepohonan di halaman Pesantren Al Haromain Duwek Pote, Sampang, suasana hening menyelimuti. Kepulan doa dan dzikir terdengar lirih saat Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sampang, Fandi, memimpin ziarah ke maqbaroh KH. Damanhuri, ulama kharismatik Madura yang dikenal zuhud dan istiqamah, Jumat (17/10/2025)
Momen khidmat ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2025, yang digelar dengan semangat penghormatan, keteladanan, dan kecintaan terhadap dunia pesantren.
Sebelum ziarah, seluruh ASN Kemenag Sampang bersama pejabat struktural terlebih dahulu melaksanakan aksi bersih-bersih masjid pesantren Al Haromain. Setelah itu, mereka bersama-sama menuju maqbaroh KH. Damanhuri, yang terletak di sisi utara masjid pesantren.
Dalam suasana khusyuk, Kepala Kemenag Fandi memimpin tawassul dan tahlil, mendoakan para pendiri dan pengasuh pesantren yang telah wafat. Seusai ziarah, rombongan melanjutkan sowan ke Pengasuh Pondok Pesantren Al Haromain, KH. Izzat Makki, yang menyambut dengan hangat dan penuh rasa kekeluargaan.
Dalam kesempatan itu, KH. Izzat Makki menceritakan kembali sejarah panjang berdirinya pesantren yang kini telah berusia lebih dari delapan dekade.
“Pesantren ini didirikan pada tahun 1942 oleh Almarhum KH. Damanhuri, menantu KH. Asnawi. Penamaan ‘Duwa’ Pote’ diambil dari pohon duwa’ berbuah putih yang tumbuh di sekitar pesantren. Sedangkan nama ‘Al Haromain’ mulai digunakan pada masa kepemimpinan Almarhum KH. Hasan Iraqie, merujuk pada nama kedua putranya, KH. Izzat Makki dan KH. Midhat Madani,” tutur KH. Izzat Makki.
Ia juga memperlihatkan kamar pribadi KH. Damanhuri yang hingga kini masih terjaga rapi, lengkap dengan peninggalan berupa kursi, tongkat, tasbih, kitab kuno, serta surban salimi milik sang ulama. Surban tersebut, kata KH. Izzat, bahkan pernah ditawar hingga Rp 2 miliar oleh seorang alumni, namun pihak pesantren menolak karena nilai sejarah dan spiritualnya yang tak ternilai.
“Ini bukan sekadar benda, tapi simbol keberkahan dan perjuangan. Kami menjaganya bukan karena nilainya, tapi karena warisan ruh perjuangan para ulama,” ujarnya lembut.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Kemenag Sampang Fandi menyampaikan pesan Menteri Agama Nasaruddin Umar yang menyerukan agar seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan menjaga marwah pondok pesantren serta menghindari narasi-narasi yang bersifat stigma.
“Pesantren adalah benteng moral bangsa yang telah berabad-abad melahirkan generasi ulama, pemimpin, dan tokoh nasional. Sudah seharusnya pesantren dihormati sebagai pusat peradaban dan penjaga nilai-nilai kebangsaan,” ujar Fandi mengutip ajakan Menag RI Nasaruddin Umar.
Kepala Kemenag Sampang, Fandi juga menegaskan bahwa pesantren memiliki kontribusi yang tidak tergantikan dalam membentuk karakter umat.
“Kami di daerah sangat merasakan peran besar pesantren. Para kiai bukan hanya pendidik, tetapi penjaga moral dan pengawal peradaban Islam di Indonesia. Karena itu, menjaga marwah pesantren berarti menjaga jiwa bangsa,” tegas Fandi.
Ia menambahkan, ziarah ke makam KH. Damanhuri menjadi pengingat bahwa perjuangan para ulama harus diteruskan dengan kerja nyata dan dedikasi penuh.
“Ziarah ini bukan sekadar mengenang, tetapi meneladani. KH. Damanhuri mengajarkan bahwa pengabdian kepada agama dan bangsa harus disertai keikhlasan, kesederhanaan, dan istiqamah. Nilai-nilai inilah yang ingin kami hidupkan kembali di momentum Hari Santri 2025,” ujarnya penuh haru.
Melalui kegiatan ini, Kemenag Sampang meneguhkan komitmennya untuk menjaga marwah pesantren, memperkuat nilai spiritualitas ASN, serta melanjutkan perjuangan moral yang diwariskan para ulama dari masa ke masa.(Humas/Red)