Siswa MA An-Nur menyambut antusias kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Trunojoyo. Kegiatan bertema “Eksplorasi Kearifan Lokal Madura dan Integrasinya dalam Pembelajaran” ini mengajak siswa untuk menggali budaya lokal Madura dan menerapkannya dalam proses belajar mengajar.
Kegiatan ini dihadiri oleh para dosen dan mahasiswa dari Prodi IPA FKIP Unijoyo. Turut hadir pula Koordinator Program Studi IPA, Eva Ari Wahyuni, Ph.D.
Dalam sambutannya, Eva Ari Wahyuni menyampaikan, "Semoga kegiatan ini terus bisa berkesinambungan untuk tahun-tahun berikutnya."
Ditambakannya, kegiatan ini juga bertujuan untuk diseminasi hasil penelitian dosen dan mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA serta melaksanakan tri dharma perguruan tinggi.
Dalam kegiatan yang terbagi menjadi tiga kelompok ini, para siswa tidak hanya mendapat ilmu baru, tetapi juga pengalaman belajar yang menyenangkan. Kelompok Media, misalnya, menyajikan metode pembelajaran interaktif dengan menggunakan kartu poker kimia dan Quiziz paper, yang membuat siswa lebih semangat mempelajari materi kimia melalui pendekatan berbasis permainan.
Alfin, siswa kelas XI.1, menyatakan sangat senang dengan model pembelajaran yang dikenalkan yang membuat mudah dimengerti dan tidak menjenuhkan.
“Belajarnya seru karena seperti bermain game, tapi tetap belajar kimia.” kata Alfin
Sementara itu, Kelompok Etnosentris mengajak siswa mengeksplorasi potensi wisata di Kabupaten Sampang. Chelsea, siswa kelas X.3, mengungkapkan kegembiraannya, “Saya senang karena bisa lebih mengenal budaya dan pariwisata Madura, dan ternyata banyak sekali yang bisa dipelajari dari sini " ujarnya
Dengan adanya program ini, siswa MA An-Nur diharapkan semakin mengenal nilai-nilai budaya lokal dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Para siswa terlihat sangat aktif dan terlibat dalam setiap sesi, mencerminkan betapa pentingnya pendidikan yang berbasis kearifan lokal dalam memperkaya pengalaman belajar mereka.
Program ini juga menjadi jembatan antara dunia pendidikan tinggi dengan sekolah, mendorong siswa untuk memahami bahwa budaya lokal bisa menjadi sumber belajar yang tak ternilai. Harapan ke depan, kegiatan seperti ini dapat terus diadakan agar generasi muda semakin menghargai dan melestarikan warisan budaya lokal.(Humas)